4 EMPAT PEMBAHASAN TENTANG PUASA.
1 Puasa secara zahir adalah menahan lapar untuk dapat merasakan derita orang2 miskin dan merasa empati dengan penderitaan kaum muslimin yang kekurangan makanan. Puasa secara batin adalah menahan nafsu, menahan hasrat2 jasad dan hasrat2 duniawi. Tujuannya adalah mengalahkan nafsu dan ego kita agar kita dapat hidup dengan Ruh yang mengabdi pada Allah. Secara syariat puasa diberi pahala oleh Allah dengan surga, dan secara hakekat puasa adalah untuk menghapus aku, egonya kita, agar Allah yang hadir dan berperan dlm diri kita. Puasa syariat dibalas dengan surga, puasa hakekat dibalas Allah dengan kehadiranNya dalam diri kita. Hanya ada satu diantara Kita, kata Allah pada salah seorang waliNya, jika engkau ada Aku menghilang, jika engkau menghilang Aku yang hadir dalam dirimu. Maka puasa esensinya menahan kehadiran diri kita, menahan ego dan nafsu dalam jiwa kita agar Allah dapat hadir dan berperan dalam diri kita. Puasa adalah salah satu amal untuk dapat menghadirkan Allah dalam diri kita.
2. Puasa pada esensinya adalah juga untuk menjaga kesucian diri kita. Karena puasa tidak hanya menjaga diri kita dari yang haram, bahkan juga dari yang halal, karna makan dan minum itu halal tapi demi memenuhi perintah Allah dan mengharap ridha Allah kita bersedia menahan diri dari yang halal. Jika seseorang dijaga oleh Allah dari dosa, maka semua perikeadaan dirinya berpuasa. Prilaku, sikap dan perkataannya dlm keadaan puasa, bukan hanya dari yang haram tapi juga dari yang sia sia dan dari yang tidak berguna. Allah menciptakan golongan kanan untuk penghuni surga, inilah mereka yang berpuasa dari yang haram dan dari yang tidak berguna. Allah menciptakan golongan kiri, inilah mereka yang tidak berpuasa dari yang haram dan dari yang sia sia. Dan Allah membimbing hamba2Nya yang sholeh dengan menjadikan jiwa mereka selalu bersama Allah dan berpuasa dari selain Allah.
3. Puasa dengan niat untuk dapat bersama Allah memberikan berkah pada jiwa dan pikiran kita. Puasa membuat jiwa makin meluas dan pikiran makin tajam dan kecerdasan meningkat. Puasa ditingkat wali merupakan hal yang biasa dan rutin, yang dibarengi dengan tafakur tentang Allah, baca alQuran, zikir dan salawat. Dan amal2 ini mengantarkan jiwa kita makin dekat dengan Allah. Semakin dekat jiwa kita dengan Allah, jiwa kita akan semakin disinari oleh cahaya Asma2 Allah. Dan pemahaman kita tentang Allah akan semakin terang dan jelas. Inilah yang disebut makrifat, yaitu memiliki pengetahuan tentang Allah bukan berdasarkan hafalan2 ayat dan hadis, tapi karena kedekatan jiwa kita dengan Allah. Allah berkata, engkau tidak akan bisa mengenalKu, kecuali Aku yang memperkenalkan diriKu padamu, dan pengenalanmu tentang Aku hanya sejauh yang Aku inginkan engkau mengenalKu. Maka itu wali2 dapat berbicara fasih tentang Allah yang diberi pengetahuan oleh Allah melalui puasa.
4. Tujuan puasa ditingkat wali adalah untuk menyatukan jiwanya dengan cahaya Allah. Nabi Ibrahim terbiasa puasa tiap hari, dan Nabi Ibrahim dikenal sebagai sahabat Allah dan kekasih Allah. Allah berkata pada Jibril, wahai Jibril sampaikan salamKu pada kekasihKu Ibrahim, dia satu2nya kekasihKu dibumi (masa itu) dan Aku satu2nya kekasihnya dilangit. Untuk menjadi sahabat Allah dan kekasih Allah, para wali biasa menggunakan puasa Nabi Ibrahim yang tiap hari puasa. Dan untuk menjadi saleh, sebaik baik puasa, kata Rasul itu dengan puasa Nabi Daud, yang sehari puasa dan sehari berbuka. Dan untuk orang2 mukmin Rasul mengajarkan puasa senin kamis. Untuk orang2 awam, puasa hanya pada bulan ramadhan. Sedangkan untuk dapat berbincang dengan Allah itu dengan puasa Nabi Musa. Yang dalam alQuran Qs 4:142, Allah suruh Nabi Musa puasa 40 hari siang malam, kemudian Allah berbincang dengan Nabi Musa dibukit Thursina. Ada tahapan dan tingkatan dalam puasa yang dapat mengantarkan kita kesurga dan kehadirat Allah.
No comments:
Post a Comment