Saturday, April 7, 2018

Pembuka Mata bagi Mereka "Bekerja untuk Pembentukan Khilafah"



Image may contain: text

Khilafah Berlangsung selama 30 Tahun Kemudian Ada Raja yang Maha Mengaruhi Siapa Yang Dia Inginkan

Dari aqidah seorang Muslim adalah bahwa ia percaya, sesuai dengan ayat-ayat yang diwahyukan, bahwa khilafah berlangsung selama tiga puluh tahun, bahwa khilaafah ini ada di jalan Kenabian, bahwa Allah mengangkatnya, dan menggantinya dengan kerajaan, dan yang sebelumnya untuk pendekatan jam, Allaah akan mengirimkan khilaafah pada metodologi Nabi sekali lagi. Dan ini berisi kabar gembira bagi Muslim yang menunjukkan kepedulian terhadap aqidahnya dan berusaha untuk memurnikan keyakinannya, kembali ke apa yang dialami para Sahabat pada masa Kenabian dan khilaafah yang dipandu dengan benar.

Hadits yang diriwayatkan oleh Safeenah (radiallaahu anhu), bahwa Nabi (shallallahu alaihi wasallam) mengatakan:

خلافة النبوة ثلاثون سنة ثم يؤتي الله الملك من يشاء

Khilaafah Nabi akan berlangsung selama tiga puluh tahun. Maka, Allaah akan memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Dilaporkan oleh Abu Dawud dan al-Haakim. Shahih al-Jaami 'as-Sagheer (no. 3257) menyatakan Shahih oleh Imaam al-Albaani (rahimahullaah).

Dan dalam Sunan Abu Dawud, ada terjadi setelah hadits ini, apa yang dikatakan oleh Sa'eed bin Jamhaan, yang diriwayatkan dari Safeenah:

قال سفينة: امسك ، خلافة أبي بكر رضي الله عنه سنتين ، وعمر رضي الله عنه عشراً ، وعثمان رضي الله عنه اثنتي عشر ، وعلي ستّاً

Safeenah berkata (kepada saya): Tunggu (berarti, dengarkan), khilaafah Abu Bakar (radiallaahu anhu) adalah dua tahun, dan [dari] Umar (radiallaahu anhu) adalah sepuluh tahun, dan [dari] Uthmaan (radiallaahu) anhu) dua belas tahun, dan [dari] Alee (radiallaahu anhu) enam tahun.

Abu Dawud, Kitaab us-Sunnah, Bab tentang Khulafaa, (no. 4647).

Juga dilaporkan oleh Safeenah, perkataan Nabi (shallallahu alaihi wasallam):

الخلافة بعدي في أمتي ثلاثون سنة ثم ملك بعد ذلك

Khilaafah yang ada dalam diriku di Umatku akan berlangsung selama tiga puluh tahun. Maka akan ada kerajaan setelah itu.

Dilaporkan dalam Musnad Imaam Ahmad, oleh at-Tirmidhi, Musnad Abi Ya'laa, dan Ibn Hibbaan. Shahih al-Jaami 'as-Sagheer (no. 3341) menyatakan Shahih oleh Imaam al-Albaani (rahimahullaah).

Dari Hudhayfah bahwa Nabi (Shallallahu alaihi wasallam) mengatakan:

تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون, ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها, ثم تكون خلافة على منهاج النبوة, فتكون ما شاء الله أن تكون, ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها, ثم تكون ملكا عاضا, فيكون ما شاء الله أن تكون ، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها ، ثم يكون ملكا جبريا ، فتكون ما شاء الله أن تكون ، ثم يرفعها إذا شاء أن يرفعها ، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة ، ثم سكت

Kenabian akan tetap berada di antara Anda selama Allah menghendakinya. Kemudian Allah akan mengangkatnya ketika Dia berkeinginan untuk menaikkannya. Maka akan ada khilafah di atas metodologi kenabian. Dan itu akan bertahan selama Allah menghendakinya untuk bertahan. Kemudian Allah akan mengangkatnya ketika Dia berkeinginan untuk menaikkannya. Maka akan ada raja yang menggigit, dan itu akan tetap selama Tuhan menghendaki untuk tetap tinggal. Kemudian Allah akan mengangkatnya ketika Dia berkeinginan untuk menaikkannya. Maka akan ada kerajaan tirani (yang kuat) dan akan tetap selama Tuhan menghendaki untuk tetap tinggal. Kemudian Dia akan mengangkatnya ketika Dia berkeinginan untuk menaikkannya. Maka akan ada khilafah di atas metodologi kenabian.

Kemudian dia (Nabi) diam.

Dilaporkan oleh Ahmad dan Abu Dawud. Silsilah as-Shahih dari Imaam al-Albani (1/34 tidak. 5) dan itu adalah Shahih. Dan Syaikh al-Albaani (rahimahullaah) mengomentari hadits ini mengatakan:

ومن البعيد عندي حمل الحديث على عمر بن العزيز ؛ لأن خلافته كانت قريبة العهد بالخلافة الراشدة ، ولم يكن بعد ملكان: ملك عاض وملك جبرية والله أعلم

Dan jauh, dalam pandangan saya, untuk menerapkan hadits ini kepada (khilaafah) Umar bin Abdil-Azeez, karena khilafahnya dekat dengan khilaafah yang dibimbing dengan benar, dan dua jenis kerajaan, kerajaan yang menggigit dan dipaksa, kerajaan tirani tidak terjadi setelah (khilaafah yang dipandu dengan benar).

Dan Abu Umaamah menceritakan bahwa Nabi (Shallallahu alaihi wasallam) berkata:

لتنقضن عرى الإسلام عروة عروة فكلما انتقضت عروة تشبث الناس بالتي تليها فأولهن نقضا الحكم و آخرهن الصلاة

Pegangan Islam akan dibatalkan, satu per satu, dan setiap kali pegangan dibatalkan orang akan berpegang teguh pada orang yang mengikutinya. Yang pertama dari mereka harus dibatalkan adalah aturan (al-hukm), dan yang terakhir dari mereka adalah doa (as-shalat).

Dilaporkan oleh Ahmad dalam Musnad -nya, Ibn Hibbaan dan al-Haakim. Shahih al-Jaami 'as-Sagheer (no. 5057) dari Syeikh al-Albaanee yang menyatakannya sebagai Shahih.

Dan Syaikh Abdul-Azeez bin Baz (rahimahullaah) berkomentar, pada hadits sebelumnya (seperti yang terjadi di Majmoo 'ul-Fataawa wa Maqaalaat al-Mutanawwi'ah):

ومعنى قوله في الحديث: "وأولها نقضاً الحكم" معناه ظاهر وهو: عدم الحكم بشرع الله وهذا هو الواقع اليوم في غالب الدول المنتسبة للإسلام. ومعلوم أن الواجب على الجميع هو الحكم بشريعة الله في كل شيء والحذر من الحكم بالقوانين والأعراف المخالفة للشرع المطهر

Dan arti dari perkataannya dalam hadits: "Yang pertama dari mereka yang harus dikalahkan adalah aturan (al-hukm)", artinya jelas, dan itu adalah ketiadaan aturan

No comments:

Post a Comment